Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan gelombang baru tarif impor AS, termasuk bea masuk 100% untuk obat bermerek atau berpaten yang diimpor mulai 1 Oktober. Pengecualian berlaku jika perusahaan farmasi membangun fasilitas produksi di wilayah AS.
Selain itu, pemerintah AS juga akan menerapkan pajak impor 25% untuk truk berat serta 50% pada kabinet dapur dan kamar mandi. Trump menyebut langkah ini perlu dilakukan karena produk asing dianggap “membanjiri pasar AS” dan melemahkan produsen lokal.
Dampak pada Industri Farmasi
Kebijakan tarif farmasi ini dinilai tidak terlalu besar karena obat generik serta perusahaan yang sudah memiliki pabrik di AS akan dikecualikan. Menurut Neil Shearing, Kepala Ekonom Capital Economics, sebagian besar perusahaan farmasi global sudah memiliki fasilitas di AS atau sedang membangun pabrik baru.
Federasi Industri Farmasi Eropa (EFPIA) mendesak adanya diskusi segera agar rencana tarif tidak merugikan pasien baik di AS maupun Uni Eropa. Uni Eropa sebelumnya menyatakan ekspor farmasi seharusnya dilindungi dari tarif di atas 15% sesuai kesepakatan awal tahun ini.
Inggris yang mengekspor lebih dari $6 miliar produk farmasi ke AS tahun lalu juga menyuarakan kekhawatiran. Namun, perusahaan besar seperti GlaxoSmithKline dan AstraZeneca sudah memiliki basis produksi di AS, bahkan berkomitmen menambah investasi puluhan miliar dolar hingga 2030.
Tarif untuk Industri Lain
Selain tarif farmasi, pemerintahan Trump juga menargetkan sektor manufaktur lain. Bea masuk 30% akan diberlakukan pada furnitur berlapis kain mulai pekan depan. Perusahaan furnitur global seperti Ikea menyatakan tarif ini menyulitkan bisnis mereka di pasar AS.
Trump menegaskan bahwa tarif impor baru akan melindungi produsen lokal seperti Peterbilt dan Mack Trucks dari persaingan tidak adil. Namun, Kamar Dagang AS memperingatkan banyak komponen truk berat masih bergantung pada impor dari Meksiko, Kanada, hingga Jepang. Hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan biaya produksi dan harga jual bagi konsumen.
Menurut Deborah Elms dari Hinrich Foundation, kebijakan tarif ini memang menguntungkan produsen dalam negeri, tetapi berpotensi merugikan konsumen karena harga barang diprediksi naik.
Masih banyak artikel menarik lainnya yang bisa Anda baca. Temukan pilihan topik terbaik kami di roledu.com/artikel.






