Jaguar Land Rover (JLR) mengumumkan akan segera melanjutkan sebagian produksi setelah serangan siber memaksa penghentian operasi sejak awal September. Pabrik mobil ini menghentikan kegiatan di tiga fasilitas utama di West Midlands dan Merseyside pada 1 September, tepat sehari setelah insiden terjadi.
Menurut informasi yang diperoleh BBC, produksi akan dimulai lebih dulu di pabrik mesin Wolverhampton pada 6 Oktober, sebelum fasilitas lainnya menyusul secara bertahap. Meski demikian, para pengamat industri memperkirakan butuh beberapa minggu lagi hingga seluruh lini produksi dapat beroperasi penuh.
Pemulihan Bertahap Produksi JLR
Dalam catatan resmi kepada karyawan, JLR menyampaikan bahwa pemulihan sistem IT tengah berlangsung secara menyeluruh. Tahapan restart dilakukan untuk memastikan semua sistem kembali aman. Sebelumnya, perusahaan sempat memperkirakan kegiatan produksi baru akan berjalan paling cepat pada 1 Oktober.
Seorang juru bicara JLR menegaskan pihaknya terus bekerja sama dengan pakar keamanan siber, Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, serta aparat penegak hukum. Tujuannya agar proses pemulihan dan restart bisa berjalan dengan aman sekaligus mencegah risiko serangan ulang.
Kabar dimulainya kembali produksi ini menjadi angin segar bagi rantai pasok JLR yang sebelumnya tertekan berat akibat penghentian operasional. Sekitar 30.000 pekerja di tiga pabrik utama—Solihull, Wolverhampton, dan Halewood—ikut terdampak, ditambah 100.000 pekerja lain di perusahaan pemasok.
Dukungan Pemerintah untuk Rantai Pasok
Banyak pemasok kecil yang hanya memasok komponen untuk JLR sempat terancam bangkrut akibat terhentinya pesanan. Seorang pemasok menyebut kabar dimulainya kembali produksi memang memberikan harapan, tetapi kerugian yang telah dialami tetap menimbulkan kebutuhan bantuan keuangan mendesak.
Pemerintah Inggris kemudian mengumumkan jaminan pinjaman senilai £1,5 miliar untuk membantu JLR dan mitra pemasoknya. Menteri Keuangan Rachel Reeves menekankan kebijakan ini akan melindungi lapangan kerja sekaligus memberikan kepastian bagi rantai pasok industri otomotif.
JLR sendiri menyatakan dana tersebut akan difokuskan untuk mendukung pemasok dengan hubungan langsung, membantu kelancaran arus kas, serta memastikan pesanan komponen bisa dibayar tepat waktu.
Serangan Siber di Industri Inggris
Downing Street menyambut baik langkah pemulihan JLR, sembari mengakui masa sulit yang dialami pekerja dan pemasok. Perusahaan berterima kasih atas dukungan seluruh pihak, dan berjanji terus memberikan informasi terbaru seiring perkembangan program pemulihan.
Serangan siber yang menimpa JLR menjadi salah satu dari rangkaian kasus yang melanda perusahaan besar di Inggris tahun ini. Sebelumnya, jaringan ritel Harrods juga mengalami kebocoran data pelanggan, sementara M&S dan Co-op dilaporkan merugi besar akibat aksi serupa.
Masih banyak artikel menarik lainnya yang bisa Anda baca. Temukan pilihan topik terbaik kami di roledu.com/artikel.






