AstraZeneca, produsen obat terbesar di Inggris, mengumumkan rencana untuk mencatatkan sahamnya secara langsung di Bursa Efek New York (NYSE). Langkah ini menggantikan perdagangan American Depositary Receipts (ADR) perusahaan yang sebelumnya tercatat di Nasdaq. Keputusan tersebut dipandang sebagai “pukulan” bagi posisi London sebagai pusat keuangan global.
Tetap Berbasis di Inggris
Meski mengambil langkah besar di Amerika Serikat, AstraZeneca menegaskan akan tetap berkantor pusat di Cambridge dan mempertahankan pencatatan saham utama di London Stock Exchange. Perusahaan menilai struktur baru ini memungkinkan akses yang lebih luas ke investor global dan membuka peluang partisipasi bagi dana pensiun AS.
Ketua AstraZeneca, Michel Demaré, menyebut keputusan ini akan “meningkatkan daya tarik perusahaan bagi seluruh pemegang saham dan memperkuat prospek pertumbuhan di masa depan.”
Pasar AS Jadi Fokus Utama
Amerika Serikat merupakan pasar farmasi terbesar di dunia sekaligus sumber pendapatan terbesar AstraZeneca. Tahun lalu, perusahaan mencatat pendapatan 23,2 miliar dolar AS dari Negeri Paman Sam, atau sekitar 43% dari total pendapatan global. Angka itu diperkirakan akan mencapai 50% pada akhir dekade ini.
Meski tidak memindahkan pencatatan utama, analis menilai langkah ini tetap menimbulkan kekhawatiran. Neil Wilson dari Saxo Markets menyebutnya “bukan kabar baik bagi London,” sementara Russ Mould dari AJ Bell menilai investor besar bisa saja mempertanyakan niat jangka panjang AstraZeneca.
Tekanan di Dalam Negeri
Keputusan ini muncul di tengah sorotan publik terhadap komitmen AstraZeneca di Inggris. Sebelumnya, perusahaan menghentikan proyek ekspansi riset senilai £200 juta di Cambridge dan membatalkan rencana investasi £450 juta di Liverpool. Kedua proyek itu batal setelah perselisihan dengan pemerintah terkait kebijakan harga obat.
Selain itu, CEO Pascal Soriot beberapa kali mengkritik lambannya persetujuan obat di Inggris serta menilai Eropa tertinggal dari AS dan Tiongkok dalam riset farmasi.
Dampak bagi Pasar London
Jika AstraZeneca suatu saat memutuskan memindahkan pencatatan utamanya, London Stock Exchange bisa kehilangan salah satu perusahaan terbesar di FTSE 100. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah perusahaan besar seperti CRH dan Flutter Entertainment telah meninggalkan bursa London untuk mengejar valuasi lebih tinggi di AS.
Namun, pemerintah Inggris menyambut baik kepastian bahwa AstraZeneca tetap berkantor pusat di dalam negeri. “Konfirmasi ini memberi kejelasan penting, menjaga lapangan kerja, serta menunjukkan perusahaan Inggris mampu menarik investasi global,” ujar juru bicara pemerintah.
Masih banyak artikel menarik lainnya yang bisa Anda baca. Temukan pilihan topik terbaik kami di roledu.com/artikel.