Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$ 29,14 miliar sepanjang Januari–Agustus 2025. Angka ini naik US$ 10,13 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Kinerja ekspor dan impor tetap tumbuh, dengan Amerika Serikat menjadi penyumbang surplus nonmigas terbesar.
Surplus Perdagangan Agustus 2025
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menjelaskan bahwa surplus perdagangan pada Agustus 2025 mencapai US$ 14,09 miliar. Nilai ekspor tercatat US$ 20,6 miliar, sedangkan impor senilai US$ 6,51 miliar. Surplus terbesar dengan Amerika Serikat berasal dari mesin dan perlengkapan elektrik, dengan kontribusi US$ 3,07 miliar, diikuti pakaian rajut senilai US$ 1,86 miliar, serta alas kaki sebesar US$ 1,82 miliar.
Mitra Dagang Utama
Selain AS, Indonesia juga membukukan surplus besar dengan India, yaitu US$ 9,47 miliar. Ekspor ke India mencapai US$ 12,59 miliar dan impor sebesar US$ 3,12 miliar. Komoditas utama yang menopang surplus tersebut antara lain bahan bakar mineral (US$ 3,68 miliar), lemak dan minyak nabati (US$ 2,73 miliar), serta besi dan baja (US$ 1,02 miliar).
Sementara itu, surplus dengan Filipina tercatat US$ 5,81 miliar pada Agustus 2025. Ekspor ke negara tersebut mencapai US$ 6,88 miliar, sedangkan impor hanya US$ 1,07 miliar. Komoditas penyumbang utama antara lain kendaraan dan bagiannya (US$ 1,94 miliar), bahan bakar mineral (US$ 1,51 miliar), serta lemak dan minyak nabati (US$ 670 juta).
Kinerja Ekspor dan Impor
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari–Agustus 2025 mencapai US$ 185,13 miliar atau tumbuh 7,72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, impor naik 2,05% menjadi US$ 155,99 miliar.
Masih banyak artikel menarik lainnya yang bisa Anda baca. Temukan pilihan topik terbaik kami di roledu.com/artikel.
